Alam ini bukan merupakan warisan untuk generasi selanjutnya, tetapi merupakan pinjaman kepada kita, sehingga kita seharusnya melestarikannya hingga masih dapat digunakan hingga generasi selanjutnya.
Alam ini bukan merupakan warisan untuk generasi selanjutnya, tetapi merupakan pinjaman kepada kita, sehingga kita seharusnya melestarikannya hingga masih dapat digunakan hingga generasi selanjutnya.
WWF melalui Iswarayoga, mencoba mengajak masyarakat untuk melestarikan lingkungan dengan membawa unsur agama, seperti salah satunya mendesak MUI untuk mengeluarkan fatwa haram membunuh binatang.
Sri Sultan mengharapkan Gusti Hayu dapat lebih lama tinggal di Yogyakarta untuk ikut bersamanya membangun Yogyakarta.
Mohon maaf, karena masalah teknis dan jaringan, #Obsat ke-178: Melestarikan Indonesia tidak dapat diakses melalui #LiveStreaming
Semakin sore, semakin menarik obrolan di @obsat mngenai lingkungan, apalagi dipandu @ndorokakung & bersama @EHindonesia juga #obsat #Eh2016
— Andika Haqi (@andhikaiizal) March 15, 2016
OBSAT "Melestarikan Lingkungan" bersama Sultan HB X, GKR Hayu, Ndorokakung, dan Nyoman Iswarayoga. #EH2016 #Obsat pic.twitter.com/zJImex0tES
— KRIZ (@felixkriz) March 15, 2016
Bagaimana anak muda dapat ikut berpartisipasi dalam mengembangkan kebudayaan Yogyakarta di dunia digital yang sedang dilakukan Gusti Hayu?
Saat ini, Gusti Hayu masih membangun fondasi dalam proyek kebudayaan yang ingin beliau kembangkan di dunia digital. Saat ini, Gusti Hayu membuka kesempatan untuk anak muda Yogyakarta berbagi ide kepadanya.
Bagaimana cara kita mampu mempertahankan kebudayaan kita, ditengah pembangunan yang sedemikian cepat?
Salah satu caranya, pemerintah membeli heritage-heritage yang sudah dibeli orang asing melalui masyarakat Indonesia sendiri. Tantangan lainnya adalah dengan mempertahankan peradaban kearifan lokal yang ada di Yogyakarta agar tetap terus berproses dalam perubahan.
Apakah sebagai Gubernur, Sri Sultan sudah menginformasikan atau mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam rangka menyelamatkan lingkungan?
Pembangunan di Jogja yg sangat pesat dan mulai 'semrawut' menjadi kesedihan bagi Sri Sultan HB X. #EH2016 #Obsat l @EHindonesia
— Jogja_Sun (@Jogja_Sun) March 15, 2016
Mengenai pembangunan di Yogyakarta, selain ada konflik dengan lingkungan ternyata juga ada konflik dengan birokrasi pemerintah
Apakah akan ada perpustakaan umum di Yogyakarta mengingat julukannya sebagai kota budaya?
Saat ini pemerintah sedang berupaya membuat perpustakaan yang diinginkan tersebut.
Yang kurang ajar, menurut Ngarso Dalem, banyak investor yang membangun tanpa ijin, yang pada akhirnya pemerintah terpaksa mengeluarkan ijin.
Sultan : "Ttg hotel, provinsi itu Koordinator kab/kota, yg pny rakyat itu kab/kota, jd IMB di kab/kota". #obsat pic.twitter.com/tagVAC0PnD
— JOGJAMEDIA (@JogjaMedia) March 15, 2016
Ngarso Dalem ndak bikin akun twitter? #obsat #EH2016 pic.twitter.com/JFxsEv6LRZ
— info jogja (@infojogja) March 15, 2016
Sebagai Gubernur, Sri Sultan Hamengku Buwono X telah mengupayakan agar tidak ada lagi ijin untuk pembangunan hotel yang terus menerus diberikan oleh pemerintah pusat.
Bagaimana dengann ruang hijau yang semakin menghilang dari Yogyakarta?
Pemerintahan daerah Yogyakarta sudah membuat masterplan untuk banyak ruang terbuka hijau, namun, banyak aparat lingkungan terkecil justru memberikan ruang yang direncanakan sebagai ruang terbuka hijau, malah menjadikannya sebagai hotel kepada investor.
Menurut Ngarso Dalem, ijin pendirian hotel bukan wewenang di pemerintahan daerah namun pada pemerintahan pusat.
Pertanyaan yang muncul pada saat ini adalah mengenai ijin pendirian hotel yang semakin banyak, sehingga membuat Yogyakarta menjadi tidak lestari. Bagaimana pendapat Sri Sultan Hamengku Buwono X?
Gusti Hayu menjelaskan kini Karaton Yogyakarta membuka kanal di Twitter guna distribusi informasi budaya ke khalayak
Mengapa Gusti Hayu menjadi semacam divisi media sosial untuk Karaton Yogyakarta?
Karena Gusti Hayu menginginkan budaya Karataon yang sudah tergerus teknologi dapat hadir di media sosial.
Ketergantungan terhadap tenaga berbahan bakar fosil harus diakhiri dengan cara mengurangi kebutuhan tanpa mngurangi fungsi.
Energi terbarukan pun tak luput jadi perhatian dan Yogya sudah memulai mempraktikan di Baron Technopark.
Sri Sultan Hamengku Buwono X menyataan kenyamanan maupun dampak di lingkungan adalah berasal dari diri sendiri. Mengupayakan energi baru terbarukan untuk Jogjakarta yang bekerjasama dengan berbagai pihak.
Nyoman Iswarayoga, menyatakan bahwa gaya hidup manusia saat ini cenderung membuat bumi yang sudah rapuh menjadi semakin terpuruk. WWF berkomitmen dalam Earth Hour ingin mengubah gaya hidup masyarakat.
Dengan dimoderatori oleh Wicaksono @Ndorokakung (Chief Editor BeritagarID), #Obsat ke-178: Melestarikan Indonesia menghadirkan narasumber, yaitu Sri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Hayu, dan Nyoman Iswrayoga (WWF).
Obsat ke-178: Melestarikan Indonesia